Seminggu lalu, Slim Amamou duduk dengan tangan terborgol di ruang interogasi Kementerian Dalam Negeri Tunisia di bawah rezim Zine El Abidine Ben Ali. Blogger pembangkang itu mendapat siksaan psikologis dan meyakini lolongan kesakitan dari ruangan sebelah adalah keluarganya yang tengah disiksa.
Tapi pekan ini, nasib pria muda itu berubah. Dia ditunjuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga di kabinet pemerintahan baru Tunisia yang diumumkan Senin lalu.
Slim dipenjara di hari-hari terakhir Ben Ali berkuasa dan dilepaskan pada Kamis (13/1), sehari sebelum Ben Ali kabur menyelamatkan diri ke Arab Saudi setelah 23 tahun berkuasa dengan tangan besi.
Pembebasan Amamou itu dilakukan Ben Ali sebagai upaya untuk mempertahankan kekuasaannya dengan memberikan sejumlah konsesi, termasuk melonggarkan kontrol ketat di Internet. Tapi upayanya ini tidak menurunkan tensi demonstrasi rakyatnya, sehingga Ben Ali memutuskan kabur.
Amamou adalah blogger terkenal di Tunisia. Dia mengaku ditangkap dengan tuduhan meng-hack website pemerintah. Dia menyangkal melakukan itu.
Pengguna internet memainkan peran kunci dalam protes besar-besaran di Tunisia, menyampaikan informasi dan menjaga agar demo besar itu tetap sorotan internasional.
Amamou mengaku sangat terkejut saat dia diminta bergabung dengan pemerintahan baru beberapa saat sebelum susunan kabinet diumumkan. "Saya membuat keputusan dalam beberapa menit," katanya pada televisi Prancis, Public Senat, seperti dilansir AFP, Rabu (19/1/2011).
Amamou diambil sumpahnya oleh Perdana Menteri tanpa mengenakan setelan jas dan dasi.
Amamou adalah CEO sebuah perusahaan pengembangan web. Anggota Partai Pembajak yang terinspirasi dari gerakan rakyat Swedia ini aktif di gerakan blogger bawah tanah selama bertahun-tahun. Di bawah kediktatoran Ben Ali yang represif-brutal dengan teknologi sensor internet paling mutakhir, bersaing dengan China dan Korut, Amamou dan rekan-rekan bloggernya menyebarkan berita dan video bernada protes untuk melawan rezim yang kejam.
0 komentar:
Posting Komentar